Tuesday, 20 October 2015

Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata kuliah Dasar Umum


            Menghadapi masalah masalah dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, demikina pula untuk memenui tutuntan masyarakat dan negara, maka di selenggarakan program program pendidikan umum. Tujuan pendidikan umu di perguruan tinggi adalah :
1.  sebagai  usaha  membantu  perkembangan  kepribadian  mahasiswa  agar mampu berperan sebgai anggota masyarakat dan bangsa serta agama
2.  Untuk  menumbuhkan  kepekaan  mahasiswa  terhadap  masalah-masalah dan  kenyataan-kenyataan  sosial  yagn  timbul  di  dalam  masayrakat Indonesia
3.  Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir  secara  interdisipliner,  dan  mampu  memahami  pikiran  para  ahli berbagai  ilmu  pengetahuan,  sehingga  dengan  demikian  memudahkan mereka berkomunikasi
Jadi  pendidikan  umum  yang  menitikberatkan  pada  usaha  untuk mengembangkan  kepribadian  mahasiswa,  pada  dasarnya  berbeda  dengan mata  kuliah  mata  kuiah  bantu  yang  bertujuan  untuk  menopang  keahlian mahasiswa dalam  disiplin ilmunya. demikian juga berbeda dengan pendidikan keahlian  yang  bertujuan  untuk  mengembangkan  keahlian  mahasiswa  dalam bidang atau disiplin ilmunya.
Pendidikan  umum  yang  diselenggarakan  oleh  universtias  dan  intitut kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum atau MKDU yangterdiri dari beberapa mata kuliah , yaitu : 1) Agama, 2) Kewarganegaraan, 3) Pancasila, 4) Kewiraan, 5) IBD dan 6) ISD.
Ilmu  sosial  dasar  adalah  salah  satu  mata  kuliah  dasar  umum  yang merupakan matakuliah wajib yang diberikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Tujuan diberikannya mata kuliah ini adalah semata-mata sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat peduli terhadap masalah – masalah sosial yang terjadi dilingkungan dan dapat  memecahkan permasalahan tersebut  dengan  menggunakan pendekatan ilmu sosial dasar.

Secara khusus mata kuliah dasar umum bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang :
1.  Berjiwa  Pancasila  sehingga  segala  keputusan  serta  tindakannya mencerminkan  pengamalan  nilai-nilai  pancasila  dan  memiliki  integritas kepribadian  yang  tinggi,  yang  mendahulukan  kepentingan  nasional  dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia
2.  Taqwa  terhadap  Tuhan  yang  Maha  Esa,  bersikap  dan  bertindak  sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki toleransi terhadap pemeluk agama lain
3.  memiliki  wawasan  komprehensif  dan  pendekatan  integral    didalam menyikapi  permasalahan  kehidupan  baik  sosial,  politik  maupun pertahanan keamanan
4.  Memiliki  wawasan  budaya  yang  luas  tentang  kehidupan  bermasyarakat dan  secara  bersama-sama  mampu  berperan  serta  meingkatkan kualitassnya, maupun lingkungan alamiahnya dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.

Tujuan Instruksional Umum :




Mahasiswa memahami hakekat dan fungsi ISD dalam perguruan Tinggi.
Tujuan Instruksional Kusus :
A.    menjelaskan tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi
B.     menjelaskan   kemampuan  yang  diharapkan  dihasilkan  dari  lulusan pendidikan tinggi
C.     menjelaskan latar belakang diberikannya ISD
D.    mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ISD
E.     menyebutkan tujuan ISD
F.      menyebutkan 3 kelompok ilmu pengetahuan
G.    menjelaskan pengertian masalah sosial
H.    memberikan contoh masalah sosial
Alasan Kenapa Perguruan Tinggi Mengajarkan Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada  sistem  pendidikan  kita  oleh  sejumlah  para  cendikiawan,  terutama sarjana  pendidikan,  sosial  dan  kebudayaan.  Mereka  menganggap  sistem pendidikan  kita  berbau  colonial,  dan  masih  merupakan  warisan  sistem pendidikan Pemerintah  Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan  oleh  Conrad  Theodhore  van  Deventer.  Sistem  ini  bertujuan menghasilkan  tenaga-tenaga  terampil  untuk  menjadi  “tukang-tukang”  yang mengisi  birokrasi  mereka  di  bidang  administrasi,  perdagangan,  teknik  dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan Negara.
Ternyata  sekarang  masih  dirasakan  banyaknya  tenaga  ahli  yang berpengetahuan  keahlian  khusus  dan  mendalam,  sehingga  wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antara disiplin  ilmu  diperlukan  dalam  memecahkan  berbagai  masalah  sosial masyarakat yang demikian kompleks.
Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita  sendiri,  kurang  akrab  dengan  lingkungan  masyarakat,  tidak  mengenali dimensi  –  dimensi  lain  di  luar  disiplin  ikeilmuannya.n  Perguruan  tigngi seolah-olah  menara  gading  yang  banyak  menghasilkan  sarjana-sarjana “tukang”  tidak  mau  dan peka  terhadap denyut kehidupan,  kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Pendidikan  tinggi  diharapkan  dapat  menghasilkan  sarjana-sarjana  yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas.
A.    Kemampuan akademis; adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir  logis,  kritis,  sitematis,  dan  analitis,  memiliki  kemampuan konsepsional  untuk  mengidentifikasi  dan  merumuskan  masalah  yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
B.     Kemampuan  professional;  adalah  kemampuan  dalam  bidang  profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan  memiliki  pengetahuan  dan  ketrampilan  yang  tinggi  dalam bidang profesinya.
C.     Kemampuan  personal  ;  adalah  kemampuan  kepribadian.  Dengan kemampuan  ini  para  tenaga  ahli  diharapkan  memiliki  pengetahuan sehingga  mampu  menunjukkan  sikap,  dan  tingkah  laku,  dan  tindakan yang  mencerminkan  kepribadian  Indonesia,  memahami  dan  mengenal nilai-nilai  keagamaan,  kemasyarakatan,  dan  kenegaraan,  serta  memiliki pandangan  yang  luas  dan  kepekaan  terhadap  berbagai  masalah  yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan  seperangkat  kemampuan  yang  dimilikinya  lulusan  perguruan  tinggi diharapkan menjadai sarjana yang cakap, ahli dalam bidang yang ditekuninya serta  mau  dan  mampu  mengabdikan  keahliannya  untuk  kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
ISD, sebagai bagian dari MKDU, mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal  balik  antara  manusia  dengan  lingkungannya.  ISD  sebagai  mana dengan  IBD  dan  IAD,  bukanlah  pengantar  disiplin  ilmu  tersendiri,tetapi menggunakan pengertian-pengertian ( fakta, teori, konsep) yang berasal dari berbagai  bidang  keahlian  untuk  menanggapi  masalah-masalah  sosial, khususnya  masalah-masalah  yang  dihadapi  oleh  masyarakat  Indonesia.
                         Pemuda Dan Sosial
          Apa itu pemuda?
Pemuda  adalah  golongan  manusia  manusia  muda  yang  masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia  dewasa  ini  sangat  beraneka  ragam,  terutama  bila  dikaitkan  dengan kesempatan     pendidikan.    Keragaman      tersebut   pada    dasarnya     tidak mengakibatkan  perbedaan  dalam  pembinaan  dan  pengembangan  generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar  pula  dalam  membina  sikap  untuk  dapat  hidup  di  masyarakat.  Proses demikian  itu  bisa  disebut  dengan  istilah  sosialisasi,  proses  sosialisasi  itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
jadi  jelaslah  sekarang  keragaman  pemuda  Indonesia  dilihat  dari kesempatan  pendidikannya  serta  dihubungkan  dengan  keragaman  penduduk dalam  suatu  wilayah,  maka  proses  sosialisasi  yang  dialami  oleh  para  pemuda sangat  rumit.  Sehubungan  dengan  perkembangan  individu  pemuda  itu  sendiri dan  dalam rangka  melepaskan  diri dari ketergantungan pada orang  tua,  maka pengalaman-pengalaman  yang  dialainya  itu  kadang    membingungkan  dirinya sendiri.
Apa itu sosial?
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan  kebiasaan-kebiasaan  hidupnya.  Dengan  demikian,  tingkah  laku seseorang  akan  dapat  diramalkan.  Dengan  proses  sosialisasi,  seseorang menajdi  tahu  bagaimana  ia  mesti  bertingkah  laku  di  tengah-tengah masyarakat  dan  lingkungan  budayanya.  Dari  keadaan  tidak  atau  belum tersosialisasi,  menjadi  manusia  masyarakat  dan  beradab.  Kedirian  dan kepribadian  melalui  proses  sosialisasi  dapat  terbentuk.  Dalam  hal  ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan  menyesuaikan  diri,  bagaiman  cari  hidup  dan  bagaimana  cara  berpikir kelompoknya  gar  dapat  berperan  dan  berfungsi  dalam  kelompoknya. Sosialisasi  merupakan  salah  satu  proses  belajar  kebudayaan  dari  anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses  sosialisasi  banyak  ditentukan  oleh  susunan  kebudayaan  dan lingkungan  sosial  yang  bersangkutan.  Berbeda  dengan  inkulturasi  yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi  dititik  beratkan  pada  soal  individu  dalam  kelompok  melalui pendidikan  dan  perkembangannya.  Oleh  karena  itu  proses  sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk  sosialisasi,  merupakan  kesadaran  terhadap  diri  sendri  dan memandang  adanya  pribadi  orang  lain  di  luar  dirinya.  Kesadaran  terhadap diri  sendiri  membuat  timbulnya  sebutan  “aku”  atau  “saya”  sebagai  kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian:
1.    Dalam  proses  sosialisasi  mendapat  bayangan  dirinya,  yaitu setelah  memperhatikan  cara  orang  lain  memandang  dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak  dipercaya;  atau  sebaliknya,  ida  disayangi,  baik  budi dandapt dipercaya
2.    Dalam  proses  sosialisasi  juga  membentuk  kedirian  yang  ideal. Orang  bersangkutan  mengetahui  dengan  pasti  apa-apa  yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk  kedirian  ini  berguna  dalam  meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial. Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10  tahun  dalam  lingkungan  keluarga,  tetangga,  sekolah,  dan  jalur  organisasi formal  atau  informal  untuk  berperan  sebagai  mahluk  sosial,  mahluk  individual bagi pemuda.
Thomas  Ford  Hoult,  menyebutkan  bahwa  proses  sosialisasi  adalah proses  belajar  individu  untuk  bertingkah  laku  sesuai  dengan  standar  yang terdapatdalam  kebudayaan  masyarakatnya.  Menurut  R.S.  Lazarus,  proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls    sesuai    dengan    tekanan     lingkungan,    dan mengembangkan  pola-pola  nilai  dan  tingkah  laku-tingkah  laku  yang  baru  yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat


Peran Pemuda dan sosial dalam kaitan nya di kampus

Menurut saya peran pemuda dan sosial dalam kaitan nya di kampus mencakup 3 macam, yaitu internalisasi, belajar dan spesialisasi Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internasilasasi   lebih   ditekankan    pada    norma-nroma      individu   yang menginternasilasikan  norma-norma  tersebut.  Istilah  belajar  ditekankan  pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang  individu.  istilah  spesialisasi  ditekankan  pada  kekhususan  yagn  telah dimiliki  oleh  seorang  individu,  kekhususan  timbul  melalui  proses  yang  agak panjang dan lama.

Sekian, Terima Kasih.

Referensi :

https://www.thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21058/Materi+ISD.pdf

Nama    : Muhammad Dimas Ferdiansyah
NPM     : 14115541
Kelas     : 1KA24
Jurusan  : Sistem Informasi

                  






0 comments:

Post a Comment